Posts

Showing posts from February, 2017

Kunci Hati

Setelah 2 tahun lama nya aku mengubur semua kisah perih itu, aku meminta pada Tuhan untuk menjadikanku manusia mati rasa. Yang tak bisa mencintai pria manapun. Karena aku terlalu rapuh untuk mengulang semua kisah itu. Ada beberapa pria yang mencoba untuk memiliki hatiku namun aku masih tak percaya. Aku beranggapan bahwa semua pria itu sama saja. Hatiku masih terkunci. Sampai pada waktunya pintu itu terbuka oleh orang yang benar-benar ingin menghiasi ruang itu dengan pernak pernik bahagia. Tapi kini, kau mencoba untuk masuk kedalamnya. Kau tak bisa masuk? Kau butuh kunci kan untuk masuk kehatiku? Aku terkurung disini, belum ada yang bisa menolongku dari jeruji ini. Untung kau datang. Kau masuk tak mempunyai kunci tapi kau mendobraknya. Sampai sana kau masuk. Kau telusuri hatiku. Kau menemukan apa? Adakah bekas patahan yang masih terlihat? Tolong, jika kau sudah berhasil masuk jangan kau rusak apa yang ada disana. Aku tak mudah untuk mencintai Aku tak mudah mengaku ku cinta Aku...

Ingin Kau

Hari-hari ini, beberapa daripadaku telah tampak tak kasat mata di kepunyaanmu. Di saat aku ingin menjadi satu-satunya titik yang kaupandang lekat-lekat, kenyataan menjawabnya dengan pahit yang teramat pekat. Sebab, yang ada padaku memang tidak untuk menjadi sesuatu yang menarik perhatianmu. Teriakan yang tak terdengar, atau kamu memang enggan menoleh lalu sadar. Keberadaan yang tak terlihat, atau kamu memang enggan untuk kita menjadi terlalu dekat. Rasanya aku tak begitu berbeda dengan yang lainnya, namun mengapa tak kamu berikan aku tatapan yang sama? Harus sejauh mana aku menyentuh hatimu, agar setidaknya kamu tak buru-buru berlalu dari sisiku? Kukira mencintai lewat mimpi tak akan pernah senyata ini, kecuali padamu. Lalu, ketika kini aku terlanjur cinta, rasa ini harus dibawa ke mana? Sementara ke hatimu saja tak kutemukan jalannya. Kamu terlalu jauh untuk kurengkuh atau kedekatan memang tak pernah kauinginkan? Sebab berulang kali aku menunjukkan diri, namun tak sekali pun kamu m...

Remuk Redam

Aku tau mungkin kau datang hanya untuk sekejap membuatku senang. Namun, siapa yang tahu kau akhirnya memilih untuk tetap pergi. Hey! Kau tahu kan bagaimana keadaan hati yang telah tertata rapi lalu kau hancurkan? Iya. Berantakan. Kau tega dengan hatiku? Haha. Kau tak lebih dari seorang pengecut. Kau datang dengan segala macam bentuk perhatian. Lalu, setelah kau berhasil membuatku jatuh kedalam duniamu. Malah kau pergi meninggalkanku tanpa jejak. Aku yang bodoh. Tak seharusnya ya, aku menanggapi semua itu dengan serius. Haha, aku memang bodoh diantara yang bodoh. Dari awal memang sudah terbaca. Tiada akhir yang bahagia. Namun, lagi-lagi aku yang bodoh. Masih saja aku mau membukakan pintu hatiku yang telah kututup rapat selama bertahun-tahun ini. Lalu kau datang, masuk kedalam hatiku. Disana terdapat sekeping hati yang telah berhasil ku tata rapi. Kau menyentuh hati itu. Tapi, kau bukannya memoles hatiku dengan pernak pernik bahagia, malah kau hancurkan dengan bom cintamu yang pals...

Hati? Kau Kuatkan?

Tak pernah terpikirkan sebelumnya, saat-saat seperti ini akhirnya datang juga. Ketika diri sendiri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi. Seakan cinta di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja. Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk bisa kututupi sendiri—padahal tidak. Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya. Aku hanya takut terluka, sebab segala cinta yang kukenal, belum ada yang berakhir bahagia. Semiris itukah cinta yang menghampiri hati? Atau aku yang telah tak berhati-hati menaruh hati? Jika mencintai berarti memberi hati seutuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang mahir meretakkan. Karena tidak pernah ada yang tahu telah sejauh apa aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna, hingga tak ada luka. Setelah sembuh, lalu semudah itu seorang baru merobohkan hatiku hingga lagi-lagi runtuh? Aku tahu, tak baik terus beg...

Jangan Cari Aku

Bahagia itu selalu ada dan banyak macamnya, kita hanya perlu bersyukur dan menyadari bahwa kita selalu memilikinya–meski hanya dalam bentuk paling sederhana. Begitu kata orang-orang bijak. Tapi bukankah itu juga berarti penyangkalan, bahwa sebetulnya kita hanya diizinkan punya porsi terbatas untuk bahagia? Kamu tahu?  Terkadang, cukup dengan melihatmu bahagia dari jauh, kutemukan bahagiaku.  Bahagia yang kucari, bukan sebab datang dengan maunya sendiri. Semu, memang. Tapi setidaknya lebih baik daripada membencimu, bukan? Bahagia ini seperti dipaksakan, aku tak lagi punya pilihan. dan menganggap kamu kisah lama yang aku mesti lupa, aku belum pintar melakukannya. Meski entah ini memang bahagia yang sesungguhnya, atau imajinasiku terlalu terlatih untuk mengada-ada?  Entah dengan melihatmu tersenyum aku juga merasakan yang sama, atau semuanya hanya karena aku tak lagi miliki pilihan?  Terkadang lucu, jika memang benar ada wujud bahagia seperti itu.  Padaha...

Kau Pencuri Hatiku

Malem ini malem minggu. Tak seperti biasanya hp se-ramai ini. Ting... Tung... Ting... Tung... Hp gue terus berdering pertanda banyak notifikasi yang masuk. Salah satunya BBM. Pas itu keadaan gue lagi tanggung, karena sedang mengerjakan tugas suci di... jamban😄. Ok next. Perlahan, gue buka lock screen pada hp gue. Lalu, yang duluan gue buka yaitu aplikasi BBM. Disana terdapat banyak sekali pesan yang masuk. " Ah kampret, gue kira siapa. Ternyata cuma ngebroadcast pin orang" , terus udah gitu gue lemparin hpnya ke kasur. Gak lama dari itu, bunyi lagi. Ting... Tung... "Ah bodoamatlah, paling cuma broadcast-an orang yang gak penting" , gue mengabaikan. Tapi karena rasa penasaran gue yang cukup tinggi, selang 5menit, gue ambil hp itu dan gue buka. " Omaigad ternyata itu dari dia" ,  teriak gue dalam hati. Iya dia, kakak kelas yang gue kagumi. Pertamanya " PING!!!" udah gitu dia minta bc'in. Ya udah, gue bc'in aja. Dia bilang ...

Mengejarmu Itu Sia-Sia

Pacaran itu seperti baju tidur, kalo beli di Pasar Sentral bisa dapet murah asalkan jago nawar(iyah, emang gak nyambung) Yang bener tuh, pacaran itu seperti maen bola voli, harus ada perantaranya dulu kalo mau rapi dan berhasil. Bahasa bulenya: matchmaker. Atau dengan bahasa Indonesianya (yang kedengeran lebih noraks): Mak Comblang "Lo belum pernah pacaran kan?" Niko nanya ke gue. " belom." gue jawab dengan kalem. Waktu itu kelas 3 SMP dan kita duduk bersebelahan di angkot. Setelah gue mengucapkan kata "belom" , muka Niko langsung dicemberutin dan sedikit menjauh, seolah-olah belum pernah pacaran itu adalah penyakit yang bisa ditularkan dengan sentuhan kulit. " Gini, deh. Lo itu kalo di liat-liat unyu juga kok" , Niko ngelanjutin. "Eh masa?" , gue ge-er. " Iya, kalo diliat pake mata kaki" . Gue ketawa garing. Waktu itu Niko emang dikenal sebagai jagoan pacaran(playboy). Setiap pulang sekolah ada aja cewek yang nangk...

Intermezzo

Pagi ini, hari tak secerah biasanya. Rintik-rintik hujan membahasi seisi bumi ini. "Rinaaaa, bangun nak sholat subuh dulu nanti kesiangan, ini hari senin kamu kan sekolah juga" , teriakan mama dari balik pintu kamarku. "Iya maaa bentar, huahh" , aku menguap dengan santainya. Segera aku bangun dengan sedikit limbung dari tempat tidur. Gubrak!!! "Ah sial aku nabrak ember" gumamku sambil menyepak kembali ember itu. Setelah sholat subuh aku tunaikan, aku segera mandi. Aku tau, pasti hari ini tidak upacara karena lapangan pastinya becek. Pukul 06.30 aku berangkat dan menaiki sebuah angkot biru. Pagi itu serasa dingin sekali. Sayang, aku tidak mempunyai jaket atau sweater satupun. Angkot yang aku tumpangi sepi sekali, hanya ada ncik-ncik sableng itu. Setelah diperjalanan mulai muncul satu masalah: habis bensin. "Huaaaa aku bisa telat ini, aduh gimana yaa lama banget antre di pom ini" kataku sambil menghentak-hentakkan kaki dialas mobil yang terbu...

Kau

Hay, sepertinya kau sedang lelah ya? Sampai-sampai kau tidur dikelas. Kau tidur dengan posisi telentang diatas 3bangku yang dijadikan satu dan tas sebagai bantalnya. Deru nafasmu, perutmu yang turun naik mengikuti irama tarikan nafasmu, matamu yang dihiasi bulu mata lentik namun terpejam, dan aku memperhatikan semua yang ada padamu. Dari ujung kaki sampai kepala aku memandangimu. Kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan, karena dengan situasi yang seperti ini aku bisa puas memandangimu. Seperti nya kau tidur pulas sekali tak memerdulikan didepan ada guru yang sedang menjelaskan. Tak biasanya ya kau selelah itu. Aku tak tahu apa sebabnya. Lalu tiba-tiba "Prakk!!!" suara penghapus papan tulis yang dilemparkan guru itu ke arahmu. Kau kaget. Aku senang sekali melihat ekspresi wajah kaget mu itu. Kau langsung terbangun dengan mata yang merah dan sedikit menguap. Terus kau mencari minum dengan badan limbung, kau minta minum sama Pino tapi Pino tidak memberikan nya, kau minta sam...