Kau Pencuri Hatiku

Malem ini malem minggu. Tak seperti biasanya hp se-ramai ini.
Ting... Tung... Ting... Tung... Hp gue terus berdering pertanda banyak notifikasi yang masuk. Salah satunya BBM. Pas itu keadaan gue lagi tanggung, karena sedang mengerjakan tugas suci di... jamban😄. Ok next.

Perlahan, gue buka lock screen pada hp gue. Lalu, yang duluan gue buka yaitu aplikasi BBM. Disana terdapat banyak sekali pesan yang masuk. "Ah kampret, gue kira siapa. Ternyata cuma ngebroadcast pin orang", terus udah gitu gue lemparin hpnya ke kasur.
Gak lama dari itu, bunyi lagi. Ting... Tung...
"Ah bodoamatlah, paling cuma broadcast-an orang yang gak penting", gue mengabaikan. Tapi karena rasa penasaran gue yang cukup tinggi, selang 5menit, gue ambil hp itu dan gue buka. "Omaigad ternyata itu dari dia" ,  teriak gue dalam hati. Iya dia, kakak kelas yang gue kagumi.
Pertamanya "PING!!!" udah gitu dia minta bc'in. Ya udah, gue bc'in aja. Dia bilang "Makasih dek". Lalu dari situ obrolan kita panjang hingga larut malam. Akhirnya kami pun tidur pada pukul 11.00 malam.
Gue gak pernah tidur se-larut ini. Karena besok hari minggu jadi ya no problem.

KRING... KRING... Alarm gue terus berdering. Biasanya gue langsung bangun. Tapi ini enggak. Mungkin karena semalem gue tidur agak malem. Ah, ini pasti karena kakak itu. Dia sih ngajak BM'an sampe malem.
Dengan sigap, tangan gue langsung matiin hp.
Karena gue belom bangun juga padahal waktu subuh udah mau abis, emak gue beraksi mengeluarkan suara emasnya. "Rinaaaa". Belum sempet ngelajuntin kalimatnya, gue udah nyahutin dengan suara yang gak kalah lantang. "Iya maaaa"

Dua jam kemudian, matahari mulai muncul dari ufuk timur. Gue kemudian mandi dan mencuci baju sekolah. Lalu tiba-tiba ada suara dari ruang depan. "Rinaaa, mama mau kepasar dulu. Rumah jangan ditinggal-tinggal." barusan dua langkah, gue memanggil
"Maa, tunggu. Kalo bisa beliin Ina ati ayam ya"
"Untuk apa?"
"Untuk dimasaklah, masa untuk makanan burung"
"Tumben mau masak" emak gue terkekeh.

Sepulang dari pasar, gue langsung nyamperin emak gue. "Mana Maa ati ayamnya?"
"Itu diplastik"
Oke, gue mulai beraksi. Pertama-tama gue nyiapin peralatan masak seperti: kuali, codek, mangkuk, dll. Lalu, perlahan gue keluarin ati ayam itu dari plastik. "Uwaw! Seger banget ati nya"
Lalu gue kekamar mao ngambil laptop dan membuka youtobe untuk tutorial masaknya. Sementara ati tadi gue tinggal didapur dengan keadaan terbuka. Gue menuju kamar.
Lalu PRANG!!!
"Apa itu, jangan-jangan kucing" lalu gue berlali menuju dapur. Dan... Benar saja itu kucing yang menggondol ati ayam gue.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, maksud hati ingin memeluk gunung apa daya tanganku buntung. Ehh.
Seketika emosi gue memuncak "Woy Anjing, balikin ati gue", eh salah deng bukan anjing tapi kucing. Ok ralat. "woy kucing jangan kabur", sambil gue timpuk pake sendok. Tapi nihil. Kucing itu malah berlari semakin jauh.
Kucing sialan! Kembalikan hatiku yang telah kau curi.
Hey kucing. Kau telah mencuri hatiku.
Yaudah. Akhirnya, gue manyun. Ati ilang. Mood ilang. Ceritanya juga ilang.
Yaudah tamat. The end.

Comments

Popular posts from this blog

Hmm

Bisa Apa? Bisa Gila

Akan Ku Usahakan