Males

Jadi makin males pulang kerumah yang isi nya cuma bisa bikin sakit kepala. 
Kenapa sih gak bisa seberuntung mereka? Kenapa perempuan yang satu itu gak kayak perempuan pada umumnya? 

Gak bisa ngebuat suasana tenang, nyaman, tentram kalo dirumah.

Capek, perasaan dulu sebelum bareng dia hidup baik-baik aja.

Kadang suka mikir bisa gak ya dapet jodoh yang bisa nerima keadaan isi rumah yang begitu amburadul. Suka sama orang juga sekarang mikir mikir, takut banget di hina, di rendahin.

Sudah satu bulan berada di desa penuh debu, bau limbah, dan asap pabrik. Mungkin orang lain tidak nyaman berada di lingkungan seperti ini, tapi bagiku ini sangat melegakan.

Jauh dari masalah dirumah, ya walaupun disini sedikit banyak pasti ada juga masalah yang dateng.

Membosankan memang, sudah dua tahun berada di zona seperti ini. Dengan kerjaan yang sangat menguras tenaga. Senin sampai sabtu yang di tatap selalu layar komputer. Libur cuma dipake buat tidur

Capek banget. Kayak orang yang gak punya relasi, meskipun di sini dikelilingi 15 manusia tapi mereka hanya sebatas rekan kerja.

Gak ada yang bisa bikin semangat. 

Sudah beberapa bulan ini tidak ada hubungan percintaan, tidak sedang jatuh cinta, dan tidak ada yang mencintai. Dan ternyata enak. Gak ada drama, tidur jadi lebih nyenyak. Kalo dulu ribet banget, ketiduran aja harus minta maaf.

Siapa ya kira-kira orang setelah dia? Kayaknya untuk beberapa tahun ini mesti vacuum dulu untuk masalah itu. 

Kenapa dan kenapa, lagi lagi pertanyaan seperti itu selalu menjadi topik utama untuk dibahas. Sialnya, semua pertanyaan itu tidak pernah ada jawaban nya. 

21 tahun yang tidak mudah. Semua sangat menyesakkan.

Banyak cerita yang harus dibagi, banyak keluh kesah yang harus di curah, tapi tidak memiliki tempat untuk bercerita. 

Dimana harus mencari rumah untuk menerima semua masalah ini, semua keluh kesah ini, rumah yang penuh dengan kedamaian.