Gapapa
Belakangan saya sedang sering bertanya-tanya pada hidup?
Kira-kira, apa lagi ya kelucuan yang patut saya dapatkan setelah babak belur, hancur lebur, derai tangis, bahkan gelak tawa yang belakangan ini menjadi makanan sehari-hari untuk dinikmati?
Tapi sayangnya, hidup enggan berikan jawabannya secara langsung.
Kira-kira, apa lagi ya kelucuan yang patut saya dapatkan setelah babak belur, hancur lebur, derai tangis, bahkan gelak tawa yang belakangan ini menjadi makanan sehari-hari untuk dinikmati?
Tapi sayangnya, hidup enggan berikan jawabannya secara langsung.
Justru saya dihadiahkan jawaban dengan perlahan namun pasti, dengan begitu perlahan bahkan rasanya sampai sulit untuk dicerna dan dipecahkan melalui emosi.
Gapapa, banyak hal yang mungkin memang harus di-gapapa-in dalam hidup.
Semisal,
Tentang temu yang tak pernah dijalin, namun kabar duka yang bertandang.
Tentang kehilangan yang seharusnya membawa airmata, namun pernah memiliki pun rasanya tidak.
Tentang perasaan duka yang semestinya memeluk, namun tawa justru lebih dulu pecah sebab bingung adalah satu hal yang ditahu.
Gapapa.
Hidup memang katanya selucu itu untuk ditelaah dalam satu hari.
Gapapa.
Nggak semua kembali akan berujung tawa dan ikhlas.
Gapapa.
Tidak semua pulang benar kepada rumah, karena bisa jadi ia justru salah arah.
Gapapa,
sebab saya sepertinya sudah tak lagi mengerti,
ke mana hidup akan tunjukkan rahasia-rahasianya lagi.
Namun semoga,
tanganNya tetap menjaga saya untuk tidak lemas berpijak di bumi.
Gapapa, banyak hal yang mungkin memang harus di-gapapa-in dalam hidup.
Semisal,
Tentang temu yang tak pernah dijalin, namun kabar duka yang bertandang.
Tentang kehilangan yang seharusnya membawa airmata, namun pernah memiliki pun rasanya tidak.
Tentang perasaan duka yang semestinya memeluk, namun tawa justru lebih dulu pecah sebab bingung adalah satu hal yang ditahu.
Gapapa.
Hidup memang katanya selucu itu untuk ditelaah dalam satu hari.
Gapapa.
Nggak semua kembali akan berujung tawa dan ikhlas.
Gapapa.
Tidak semua pulang benar kepada rumah, karena bisa jadi ia justru salah arah.
Gapapa,
sebab saya sepertinya sudah tak lagi mengerti,
ke mana hidup akan tunjukkan rahasia-rahasianya lagi.
Namun semoga,
tanganNya tetap menjaga saya untuk tidak lemas berpijak di bumi.
Comments
Post a Comment