Tatap Matamu
Aku jatuh cinta.
Tak perlu kau tau siapa dia, nanti kalau ku kasih tau kau malah jatuh cinta juga.
Ku beritahu sedikit saja yaa, hmm... Orangnya tinggi, postur tubuhnya tegap, tatapan matanya tajam.
Meski umur kami terpaut 7 tahun, bukan mustahil untuk bersatu, kan?
"Kenapa sih setiap pulang harus banget mampir ke toko itu?"
"Ya gimana namanya lagi proses gemuk, minum susu kan wajib. Makanya aku tiap malem kesitu"
"Kenapa gak di warung aja beli nya?"
"Ya udah sih kan sekalian lewat"
"Halah bilang aja kalo sambil ada yang diliat"
Malam itu pertama kali mata kami saling tatap.
Aku menunduk malu saat mata kami bertemu.
"Udah ini aja?"
"Iya kak"
"Totalnya 25 ribu"
Aku gugup saat itu sampai salah memberi uang.
"Jangan grogi gitu geh, Ma", ucap temanku yang juga teman kerja dia.
"Apaan sih"
"Ini kembaliannya, terimakasih"
"Sama-sama"
Kami berdua saling melempar senyum, dan itu umum bagi seorang pelayan dan pelanggan.
Ini aku beneran jatuh cinta? Atau cuma terpesona saja?
Tapi mengapa setiap usai bertemu dia aku selalu berbunga-bunga?
Bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.
Ada apa sih? Kok aku jadi tidak mengerti?
Aku mencari tau lewat temanku, dia bilang dia disitu sebagai kepala toko.
Entahlah apa memang dia orangnya ramah atau karena diharuskan ramah pada setiap orang yang datang ke toko nya.
Aaaaaa aku terpesona...
Aku suka keindahan matanya, tapi aku kurang berani menatapnya.
Tapi sudah seharusnya kan kita sebagai wanita menundukkan pandangan?
Hmmm
Comments
Post a Comment