Sekedar Mengagumi

Pagi itu kau ke toko ku dengan memakai kaos oblong, celana boxer, dan wajah yang tertutup helm.
Aku menelisik siapa dibalik helm itu. Sepertinya tidak asing bagiku.

"Siapa ya, kak?", Tanyaku penasaran

"Order dek", ucapnya sambil membuka kaca helm

"Ooo, kak Nopal", aku hanya ber oh ria

"Iya dek, malu belum mandi makanya style nya gini. Kirain Intan kasirnya, taunya kamu"

"Emang gak baca grup?",

"Enggak. Ini baru bangun langsung tancap gas kesini, karena ngeliat stok barang kosong. Jadi order dulu"



                                    *



Sejak sekolah dasar, Aku memang sudah mengenalnya. Karena memang dia kakak kelas ku. Mengagumi nya memang sudah dari dulu. Tapi tidak ada yang spesial menurutku. Hanya sebatas mengagumi.

Dahulu, waktu SMA kelas 2. Ketika ujian kenaikan kelas, kelasku dengannya digabung.
Shalat dhuha setiap istirahat tidak pernah absen, lalu tilawah sebelum zuhur, dan aku hanya bisa mendengar suara nya nan indah dari masjid lantai dua.
Aku hanya berdo'a, semoga Allah mempertemukanku dengan lelaki seperti itu. Hanya berdo'a. Bukan ingin dijodohkan dengannya.

Di sekolah dulu, dia termasuk salah satu seseorang yang banyak dikenal guru-guru dan siswa.

Siapa yang tidak kenal dia? Baru dia membaca Bismillah saja pasti orang sudah hafal. Wah ini pasti "Nopal"

Setiap hari jum'at di akhir bulan, sekolah selalu mengadakan pengajian.
Waktu itu dia membawakan surat Ar-Rahman. 
Suara nya lembut namun tegas, wajahnya yang berkilau tersiram air wudhu. Sungguh, wanita mana yang tidak terpesona melihatnya. Tapi kala itu aku biasa saja.

Sekarang juga masih tetap sama. Biasa saja. Aku takut lebih dari sekedar mengagumi.

Karena sebelumnya aku pernah mengagumi seseorang yang kepribadiannya seperti dia, tapi setelah mengenal lebih jauh, ternyata banyak kekurangan yang aku dapatkan. Tidak sesuai yang aku lihat. Wataknya yang keras, pemarah, dan egois.

Semoga aku tidak akan mengagumi lebih dari ini.





Comments

Popular posts from this blog

Hmm

Bisa Apa? Bisa Gila

Akan Ku Usahakan