Jaket Merah & Bengkulu
Assalamualaikum
Tadi aku melihatmu berada disekolah ini. "Loh? Bukannya kau sedang di Bengkulu ya?" Awalnya sih iya timbul pertanyaan semacam itu. Tapi ketika ku ketahui bahwa kau berada disini karena ada sebuah keperluan. Yaitu kau ingin mengambil ijazah.
Betapa terkejutnya aku ketika dzuhur itu. Kau berbalutkan jaket merah dan melantunkan adzan di mushola kenangan itu. Aku seperti de javu.
Seperti di tahun lalu, ketika kita masih akrab dan bertegur sapa. Kau masih tersenyum padaku.
Tapi tadi? Bahkan melihat wajahmu saja aku tak sempat. Apalagi ingin bertegur sapa ataupun saling memberi senyum.
Aku hanya melihatmu dari belakang. Dari balik gorden pembatas mushola itu.
Jujur, aku sangat tak percaya dengan pertemuan yang secara tiba-tiba dan begitu singkat ini. Pasalnya aku sudah lama tak bertemu denganmu, aku kira kita tak kan bertemu lagi. Karena jarak kira yang terbentang jauh.
Tapi Allah mempertemukan kita lagi.
Meskipun hanya aku yang bertemu. Meskipun hanya aku yang melihatmu. Tak apa, semoga hatimu hadir rasa rindu.
Setelah ini kau kembali ke Bengkulu? Melanjutkan pekerjaanmu sebagai apoteker?
Selamat jalan. Semoga sukses.
Comments
Post a Comment