Posts

Showing posts from August, 2017

Apa Kabar?

Assalamualaikum... Apa kabarmu? Ingin sekali aku menyapamu, lewat sosial media. Berkomunikasi saling berbagi cerita. Hm... Apakah kau tak ingin tahu kabarku? Atau, kau sudah melupakan kisah itu? Kisah didua tahun yang lalu. Saat kau mencicipi nasi goreng buatanku. Saat kau berkunjung kerumahku. Apakah kau lupa? Mungkin kau tak lupa, hanya saja kau menyimpannya rapi sedemikian rupa. Sekali lagi aku aku bertanya. Bagaimana kabarmu? Sekilas aku melihat fotomu yang teramat menyejukkan mata. Disana kau berfose layaknya pria dewasa, mengenakan sepatu kulit, dan memakai kemeja. Wah aku terpesona. Dan satu lagi, mata indah itu. Seakan memancarkan cahaya. Andaikan kau bisa melihat mataku, mungkin akan sama memancarkan cahaya pula. Namun, cahaya itu menerjemahkan perasaan rindu ini pada sosokmu. Ya. Aku rindu. Aku rindu pada saat pertama kita bertemu. Pada waktu itu kau sama sekali belum tahu aku yang mana. Kau tau namaku ketika kita sama-sama membeli lumpia didepan gerbang sekolah...

Rasa Itu Masih Ada

Bohong! Kalau aku bilang kau sudah ku-enyahkan dari fikiranku. Munafik! Kalau aku berkata telah melupakanmu dengan sempurna. Karena pada kenyataannya rasa itu masih tetap ada. Masih tersimpan dalam dada. Tapi, semakin dalam perasaan itu tersimpan didada, malah semakin menyesakkan. Iya. Saat aku mengetahui bahwa hatimu telah kau berikan pada dia, wanita sial itu! Kenapa? Protes dia kubilang wanita sial? Iya dia sial. Nasib dia sial. Karena harus menjalin hubungan haram denganmu. Yang dalam bahasa kerennya pacaran .

Manusia Es

"Aku rindu", kataku sambil menata kue. "Rindu pada?", tanya Mira, sahabatku. Aku diam seribu bahasa. Lalu Mira berucap lagi, "Rindu pada manusia es itu? Lah tumben?" Aku tetap diam, tataan kue ku terhenti, aku duduk di kursi tua peninggalan opa, mataku menatap lurus keluar pintu. "Kenapa kau bisa merindukan dia?" "Entahlah, Mir. Semenjak 15 juni itu dia beku se-beku-beku nya", aku beranjak ke kamar untuk mengambil ponselku. "Benar-benar aneh", ucap Mira selepas aku melewatinya. "7-15 juni itu dia berhasil membuatku jatuh, Mir." ucapku menatap lamat mata Mira. "Hanya dengan waktu sesingkat itu?" jawab Mira. "Aku... Aku... Aku benar-benar telah jatuh", aku menitikkan airmata. Mira memelukku, seraya berkata. "Ada aku disini, sahabatmu. Jangan jatuhkan dirimu pada hal yang salah. Aku mohon lupakan hal itu. Kembalikan dirimu sebelum ditanggal itu" " Hiks... ", aku masi...